Senin, 29 April 2013

DASAR-DASAR DALAM BERNYANYI

Untuk menyajikan suara yang indah dalam bernyanyi, sebelumnya kita harus tahu beberapa tahapan yang harus dilatih, dibina, dan diasah secara teratur serta memerlukan disiplin yang tinggi, yaitu :

a. PERNAPASAN
b. MEMBENTUK SUARA
c. RESONANSI ( Menggemakan suara ) Dll.

Tahapan yang diatasakan tersaji dalan satu kegiatan yaitu PENAMPILAN atau PEMENTASAN


a. PERNAPASAN
 Ini adalah bagian utama dan terpenting dalam sebuah latihan vocal. Kalian tahu kenapa..? Karena nafas adalah penggerak utama dari suara. Kuatnya nafas dapat menimbulkan dan menciptakan getaran sebagai sumber dari pada “ Bunyi “. Dan nafas juga sebagai Vitamin yang paling ampuh untuk menyehatkan suara. Makanya pernafasan harus dilatih dengan baik dan teliti.
Dalam bernyanyi, kita mengenal 3 ( tiga ) jenis pernafasan. Masing – masing mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri.

1. Pernafasan Bahu
Yaitu pada saat mengambil / menarik nafas, dilakukan dengan mengangkat bahu untuk mengisi paru-paru. Cara seperti ini tidak begitu baik, karena nafas yang dihasilkan dangkal dan mengakibatkan kalimat jadi terputus-putus.


2. Pernafasan Dada
Yaitu dengan membusungkan dada pada saat menarik nafas untuk mengisi paru-paru. Cara seperti ini juga tidak begitu baik, karena jadi terkesan cepat lelah dan akibatnya suara jadi tidak stabil dan terputus-putus.

3. Pernapasan Diafragma
Lazim kita sebut dengan pernafasan rongga perut. Yaitu menarik / mengambil nafas untuk mengisi paru-paru dengan mengembangkan rongga perut atau diafragma, serta mengembangkan tulang rusuk. Cara inilah yang terbaik yang dilakukan untuk bernyanyi, karena akan menghasilkan nafas yang panjang, ringan, santai dan produksi suara lebih bermutu.

Dengan pernafasan diafargma penyanyi dapat leluasa dalam berekspresi karena tidak ada tekanan dan desakan dalam pernafasan.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melatih pernafasan ini, khususnya melatih “DIAFRAGMA” penyanyi, antara lain:

a. Dengan berdiri santai, badan lurus, sambil meletakkan ujung jempol jari di ujung tulang rusuk terbawah. Tariklah nafas melalui hidung dengan cara perlahan atau dengan cepat, dan rasakan bahwa jempol kamu tadi terdorong kesebelah luar, sebagai reaksi dari melonggarnya tulang iga.
Jika telah terasa penuh, kemudian nafas tadi dikeluarkan dalam bentuk senandung vocal “a” atau konsonan “s” ataupun dengan hitungan. Yang jelas bukan dengan cara mendorong, tapi mengeluarkan nafas sehemat mungkin.Lakukan minimal 20x setiap hari atau setiap ada kesempatan buat latihan. Ini akan membuat otot-otot perut kamu menjadi semakin kokoh dan kuat.

b. Dengan posisi tidur terlentang lurus dan kedua tangan diletakkan sejajar dengan tubuh. Letakkan beberapabenda seperti buku diatas perut sebagai beban dan tariklah nafasseperti bagian "a" diatas serta rasakan bahwa beban diatas perut terangkat keatas, juga rasakan tulang rusuk ikut mendorongnya.
Jika telah terasa penuh, keluarkan lagi seperti yang “a” tadi dan lakukan minimal 20x sehari ato tambahan kapan aja kamu punya waktu buat latihan.
Latihan ini bisa membuat otot perut menjadi kokoh serta kita pun jadi santai untuk mengucapkan kalimat. Selain itu juga dapat merubah kebiasaan bernafas yang dilakukan dengan mengangkat bahu atau membusungkan dada.
Ada juga cara buat nguatin otot perut yaitu dengan tertawa terbahak bahak , sampai terasa klo perut tergoncang goncang. Tapi klo latihan ini harus dilakukan dengan sangat hati hati, karena nanti bisa dibilang orang gila (hehehe)

Pengambilan nafas pada saat memulai lagu atau awal kalimat lagu dapat dilakukan dengan menarik nafas melalui hidung dengan santai. Namun jika pada saat bernyanyi atau ditengah lagu sebaiknya dilakukan dengan singkat atau dengan mendengkus, seperti kita nyium aroma yang harum atau aroma makanan ( Hmmm Jadi laper neh.. ).
Pada pernafasan yang demikian, kita hanya mengembangkan pernafasan “alami” yang kita miliki, akan tetapi jika pernafasan alami “naik turunnya sama” sedangkan penyanyian itu “ menariknafas dengan cepat dan mengeluarkannya dengan sehemat mungkin” karena tujuan utama kita adalah menyelesaikan satu kalimat dalam satu tarikan nafas. Dengan demikian kalimat yang kita ucapkan /nyanyikan kedengaran indah dan bermutu, tidak tersendat-sendat.


b. MEMBENTUK SUARA
Proses terbentuknya suara adalah :
NAFAS, udara yang telah disiapkan seperti pada artikel sebelumya di hembuskan atau dikeluarkan dengan ringan dan santaidan teratur melewati kerongkongan . Kemudian disana nafas akan membentur pita suara dan menimbulkan getaran yang ringannamun dalam frekuensi yang besar. Getaran ini kemudian diteruskan ke rongga mulut yang diolah menjadi bunyi dan diperbesar oleh rongga mulut bersama langit-langit lunak, bibir, anak tekak, lidah serta rongga hidung, menjadi bunyi yang jelas meskipun belum berbentuk.

Bagian-bagian didalam rongga mulut termasuk gigi dan langit-langit kerasyang disebut juga dengan “alat-alat artikulasi” akan membentuk suara yang indah tadi menjadi bentuk “Vocal & Konsonan”. Bentuk Vocak & Konsonan ini memang belun sempurna karena beberapa factor , diantaranya termasuk alat-alat artikulasi yang belum terbiasa dan terlatih untuk mengucapkan vocal & konsonan tadi.

Beberapa alat artikulasi yang tadi perlu dilatih secara baik dan benar, supaya bias menghasilkan suara yang indah.

1. Pita Suara

Bagaimana melatihnya agar tidak kaku, sehingga gertaaran yang dihasilkannya tidak tersendat sendat.
Dengan nada : 1 2 3 4 I 5 4 3 2 I 1 2 3 4 I 5 4 3 2 I 1
Bunyikan dengan nananananana dan mama dari kunci C / Cis / D /Dis.

Dengan nada dasar c / B / Bes / A & As, bunyikan nada :
5 4 3 2 I 1 2 3 4 I 5 4 3 2 I 1 2 3 4 I 5 . . .
Nyanyikan dengan : nononononono dan yoyoyoyoyoyoyoyo

Dengan nada dasar G / A / B / C / D bunyikan staccato :
10 30 50 I 10 50 30 I 10 30 50 I 10 50 30 I 1 . . .
Nyanyikan : na na na na na dan ma ma ma ma

2. Bibir

Bibir atas dan bawah harus lentur pada saat membentuk suara, tidak kaku atau kejang. Bibir ini dapat dilatih dengan mengucapkan huruf huruf umlaud atau dipotong yaitu :
ui ui ui ui ui ui dan oe oe oe oe oe oe dengan satu nada yang ditahan beberapa saat
atau :
membunyikan : mmmmmooooo - mmmmmoooo - mmmmooooo
dengan ringan dan rasakan bagian bagian luar dari bibir itu berbentuk orong atau terompet

3. Rahang Bawah

Rahang kita yang kaku itu ibaratkan engsel yang sudak tidak aktif. Hal ini mengganggu keindahan suara, dan cara melatihnya adalah dengan :

Membunyikan secara berulang ulang hingga lancer :
12 34 54 32 I 12 34 54 32 I 12 34 54 32 I 1 . . .
mi mi mi mi mi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
ya ya ya ya ya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
wa wa wa wa wa - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

4. Lidah

Lidah yang kaku atau tidak luwes itu juga dapat menghambat atau mengganggu keutuhan suara. Untuk melatihnya dapat dilakukan dengan :
- Membunyikan : aaaaaaaa - - - dengan ujung lidah membentuk lingkaran kecil di dalam mulut , - kemudidan gerakkan lidah kekanan dan kekiri dengan cepat.
- Membunyikan : ru ro ra - - pli plo pla , la la la berulang ulang dan semakin cepat namun harus bener pengucapannya.
- Juga dapat dilakukan dengan bersiul ria dan merasakan ujung lidah menyentuh belakang gigi bawah.

Yang perlu diperhatikan pada saat latihan ini adalah :
a. Posisi jakun harus tetap berasa di bawah atau pada posisi rendah.
b. Tenggorokan dan rongga mulutselalu pada posisi seperti sedang menguap
c. Rasakan juga bahwa semua suara yang keluar dari mulut melintas dikedua mata dan berbunyi di ubun ubun


c. RESONANSI ( Menggemakan Suara )
Lanjut lagi dari pembahasan kita sebelumnya tentang Pembentukan Suara. Kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang Resonansi. Disekolah pernah belajar kan dulu?. Resonansi adalah souatu upaya untuk membuat suara bergema / bergaung indah, bukan hanya sekedar kuat atau keras seperti berteriak. Atau dengan katalain, bagaimana memperluas wilayah bunyi yang ditimbulkan getaran.

Gema itu harus terdengar indah dan teratur, sehingga apa yang kita ucapkan dapat dimengerti oleh pendengar.

Kita contohkan aja dengan:

a. Garpu tala yang yang dipukulkan dan yang dipegang saja, akan lebih luas wilayah bunyinya jika setelah dipukulkan ditempelkan di atas meja yang menjadi ruang gema dari getaran garpu tala tersebut.

b. Tali gitar yang dipetik dengan bantuan tongkat kayu akan lebih besar / luas wilayah bunyinya jika dipetik diatas badan gitar sendir, karena kotak / badannya itulah yang menjadi ruang gemanya.

c. Bertepuk tangan dengan membungkukkan kedua telapak tangan, akan lebih luas wilayah bunyinya dibanding jika kedua telapak tangan itu rata atau sejajar. Karena lengkungan telapak tangan telah menjadi ruang gema.

Nah.. Didalam menggemakan suara, seluruh alat-alat artikulasi seperti tersebut diatas menjadi alat-alat resonansi, namun terpusat pada tenggorokan dan mulut / rongga mulut, yang selalu harus diperluas dan senantiasa terbuka luas sepanjang penyanyian.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperluas ruang resonansi anntara lain:

a. Bersenandung mmmmm, dengan memperhatikan:
- bibir sisi luar dikatupkan ringan, tidak menjepit.
- gigi atas dan bawah tidak di rapatkan.
- lidah diletakkan rata dan ujung lidah menyentuh gigi bawah.
- rahang bawah di jatuh santai dan ringan.
- rongga mulut dan tenggorokan harus dibuka seluas mungkin seperti gaya sedang menguap.

b. dengan berfantasi, atau membayangkan “bagaimana membuat sesuatu gerak
imitasi” jika kita sedang memakan buah yang harum dan airnya banyak (wuih,, Uenak banget... ). Bayangin aja seolah2 kamu mang lagi makan itu. ( jadi mau makan yang beneran neh ).

c. meniru gaya binatang buas yang sedang mengaum menghadapi mangsanya.

Sedikit lebih rumit untuk melatihnya, karena mungkin sulit menutup mulut dan meluaskan rongga dalam mulut.

Dengan latihan yang tekun pasti dapat meningkatkan resonansi untuk mendapatkan wilayah bunyi yang lebih luas, walaupun pada saat lagu dinyanyikan lembut atau keras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar